Carlo Ancelotti memodifikasi formasi 4-3-3 Real Madrid sesuai dengan kekuatan utama pemainnya dengan beberapa cara:
- Memaksimalkan Keunggulan Pemain Depan: Formasi 4-3-3 membuat Real Madrid bisa memainkan sepak bola menyerang dengan mengoptimalkan keunggulan pemain. Madrid menitikberatkan serangan pada penggunaan sayap dan para defender kerap naik membantu serangan.
- Memodifikasi Formasi Sesuai Kekuatan Utama: Ancelotti memodifikasi formasi tersebut sesuai dengan kekuatan utama pemain. Real Madrid memiliki sejumlah pemain hebat di lini depan, seperti Bale dan Cristiano Ronaldo, dan sistem ini mampu mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.
- Tidak Memberikan Instruksi Terlalu Detail: Ancelotti tidak memberikan instruksi yang terlalu detail atau rumit kepada para gelandang. Ia tahu para pemainnya sudah paham apa yang harus dilakukan di lapangan. Gelandang sentral tidak banyak tugas membagikan bola, tetapi memegang peran lebih penting untuk mengontrol bola di area permainan lawan. Mereka harus bergerak di ruang antarlini dengan baik, mencari posisi bagus, menerima bola, dan coba menyambungkannya ke depan.
- Memaksimalkan Pemain yang Ada: Ancelotti menyebut skema 4-2-3-1 cocok untuk Real Madrid saat itu karena memiliki beberapa gelandang serang yang cocok dimainkan di belakang striker, seperti Asensio, Modric, atau Rodrygo.
- Melakukan Eksperimen dan Perubahan Posisi Pemain: Ancelotti terkadang melakukan eksperimen kepada pemainnya, dengan memasangnya di posisi berbeda dengan posisi alami sang pemain di dalam skema formasi. Contohnya, Federico Valverde, yang bisa dipasang sebagai pemain sayap, padahal ia memiliki posisi asli sebagai seorang gelandang.
- Peran Gelandang Bertahan: Saat bertahan, tugas gelandang berbeda dengan winger, mereka harus masuk ke tengah dan bekerja lebih keras secara defensif. Tugas gelandang bertahan dalam formasi 4-3-3 jauh lebih intens daripada winger. Luck365